Sunday, July 24, 2016

PAUK DALAM KITAB SUCI

Oleh
TOTO SUHARYA (Penulis Buku Hidup Sukses dengan Logika Tuhan)


Selain dalam surat Maryam ayat 22, ide pelaksanaan pendidikan anak dalam usia Kandungan (PAUK) terdapat dalam Al-Qur’an. “(Ingatlah), ketika istri Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang shaleh dan berkhidmat (di Baitulmakdis). (Ali Imran:35). Kata kunci pendidikan anak sejak dalam kandungan terdapat dalam “nazar” yang dilakukan oleh istri Nabi Imran. Peristiwa ini memberi inspirasi bahwa proses pendidikan anak sudah dimulai sejak dalam usia kandungan. Untuk membentuk pribadi anak sholeh, istri Nabi Imran menajarkan anaknya kepada Tuhan, sejak dalam kandungan tidak setelah lahiran anaknya.

Makna luas bernazar bisa berarti bertekad kuat. Istri Imran dalam hal ini bertekad untuk mendidik anaknya menjadi hamba yang sholeh dan berkedudukan tinggi. Dalam keterangan ayat ini, Tuhan hendak memberi peringatan kepada manusia untuk meperhatikan pendidikan anak-anaknya sejak dalam kandungan, jika kelak menginginkan anak-anak yang sholeh dan berkedudukan tinggi.

Yang menarik di sini adalah, yang bernazar bukan Imran (suaminya), tetapi istrinya. Jelas sekali dalam hal ini, Allah memberi peran sentral kepada kaum istri dalam melahirkan anak-anak sholeh. Ini pelajaran dari Allah bagi ibu-ibu hamil agar memperhatikan segala prilakunya demi pendidikan anak-anaknya sejak dalam kandungan.

Posisi sentral perempuan dan perhatian anak  anak dalam kandungan dijelaskan dalam ayat lain, “Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin. (At thalaaq:6). Ayat ini menguatkan posisi pentingnya dukungan suami untuk memberikan perhatian pada istrinya yang sedang hamil sekalipun sudah di talak. Perhatian suami kepada istri yang sudah di talak tidak dianjurkan kecuali kepada istri-istri yang sedang hamil. Perhatian suami kepada istri hamil merupakan faktor pendukung bagi para istri untuk mendidik anaknya sejak dalam kandungan.

Secara ekplisit kedua ayat di atas tidak menganjurkan tentang pentingnya pendidikan anak dalam usia kandungan, tetapi secara implisit harapan seorang ibu agar anak yang ada dalam kandungannya menjadi anak sholeh (cerdas) harus sudah ditanamkan sejak anak dalam kandungan. Keseriuasan seorang ibu agar anaknya menjadi anak cerdas, harus dinazarkan (ditekadkan) atas nama Tuhan, sejak dalam kandungan. 

Itulah ketentuan dasar pentingnya pendidikan usia dalam kandungan yang ditetapkan oleh Tuhan. Selanjutnya ketentuan Tuhan ini menjadi tradisi masyarakat di berbagai belahan dunia. Secara khusus tradisi mengunggulkan anak sejak dalam kandungan di miliki oleh bangsa Yahudi. Bangsa Yahudi tercatat dalam sejarah sebagai bangsa yang melahirkan generasi-generasi cerdas. Namun demikian kecerdasan intelektual, tidak akan meninggikan derajat seseorang tanpa dibarengi dengan kepatuhan kepada ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan Tuhan.

Untuk itulah istri Imran bernazar kepada Tuhan untuk bayinya dalam kandungan. Istri imran tidak saja mengharapkan kecerdasan intelektual, tapi kecerdasan spiritual, kecerdasan dimana bayinya bisa mengenal dan Tunduk kepada Tuhannya. Wallahu ‘alam.

PAUK SUDAH ADA SEJAK ZAMAN ATLANTIS

Oleh 
TOTO SUHARYA (Penulis Buku Hidup Sukses dengan Logika Tuhan)

Kisah daratan Atlantis, saya kenal seksama dari buku Da Indri Toni (2011), Atlantis, Atlantika, atau Pulau Atlas adalah pulau legendaris yang sampai hari ini masih dipertanyakan keberadaan dan keabsahannya. Untuk pertama kalinya pulau ini disebut oleh Plato (427-374 SM) dalam bukunya berjudul Timaeus dan Critias.

Plato menuliskan bahwa atlantis terhampar “di seberang pilar-pilar Herkules”, dan memiliki angkatan laut yang telah menaklukkan Eropa Barat dan Afrika selama 9000 tahun sebelum waktu Solon (sekitar 9500 SM). Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam Samudera “hanya dalam satu hari satu malam”.

Kisah tentang daratan Atlantis penuh dengan misteri. Para ilmuwan dari berbagai belahan dunia terus menggali misteri ini dengan mengeluarkan teori dan saling menguji kebenarannya.

Ada ahli yang mengaitkan daratan Atlantis dengan Republik Indonesia. Teori ini dikemukakan oleh Aryso Santos seorang ilmuwan asal Brasil. Penelitiannya dilakukan selama 30 tahun, ditulis dalam buku Atlantis. Ia menampilkan perbandingan antara teori Plato seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi dan cara bertani. Ingin tahu lebih jelas baca saja buku karangan Da Indri Toni (2011) berjudul Dunia Ini Penuh Misteri. 

Hal yang menarik dari buku Da Indri Toni adalah ketika mengemukakan beberapa sarjana Barat menemukan seseorang yang “mampu mengingat” kembali “dirinya” sebagai orang Atlantis pada kehidupan sebelumnya. Ia dikenal Inggrid Bennette. Hal ini aneh, dalam teori yang penuh logika, para ilmuwan mencoba metode metafisika guna membuktikannya.
Untuk lebih lengkapnya baca oleh Anda buk Da Indri Toni tentang daratan Atlantis. Satu hal yang paling menarik dari paparan Inggrid Bennette adalah tentang ketatnya pendidikan anak di masyarakat Atlantis.

Perihal pendidikan anak Inggrid Bennette menjelaskan bahwa “saat bayi masih dalam kandungan, ia telah diperkenalkan dengan suara, musik, dan bimbingan kecerdasan pada zaman itu. Semasa dalam kandungan, “orang pintar” (mungkin; guru) akan memberikan pengarahan kepada orang tua. Sejak sang bayi lahir orang tua merawat dan mendidiknya di rumah, serta menyayangi dan mencintainya”.

Paparan ini sangat mencengangkan saya, ternyata bangsa-bangsa lain sudah lebih dulu memahami bahwa PAUK menjadi bagian dalam sistem pendidikan mereka. Ternyata, tradisi mendidik anak sejak dalam kandungan, bukan hanya dimiliki bangsa Yahudi, tapi bangsa-bangsa lain di dunia dari abad sebelum masehi.

Masyarakat kita sangat jauh tertinggal karena baru sadar pentingnya pendidikan anak pada tahap usia dini, itupun belum seluruh masyarakat menyadari. Saya semakin yakin bahwa PAUK harus masuk menjadi sistem pendidikan dalam masyarakat kita. Kalau pun tidak formal harus menjadi bagian tradisi dalam setiap keluarga masyarakat kita.Walalhu ‘alam.